Pemanfaatan Medsos Di Era Digital Oleh BAKTI Dan DPR. Peran Tergitalisasi
Jatim, Barometer99.com
Seminar dan sosialiasi oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Dan Informatika (BAKTI) bersama anggota DPR RI Komisi l tentang Pemanfaatan Media Sosial di Era Digital kemarin di salah satu hotel terbesar di kabupaten Lumajang Jawa Timur di simpulkan oleh moderator Ikbal Zamzami.
"Dulu kita mengenal telpon rumah. Entitas ini kita anggap "benar" kala itu. Setelah itu, merebak wartel di mana-mana. Juga kita anggap "benar" kala itu", kata Ikbal di hadapan 150 peserta kemarin hari Sabtu (16/11).
Semua ini kemudian terdekonstruksi sedemikian rupa, hingga kita kenal alat komunikasi canggih saat ini yaitu "smartphone".
Perangkat yang lalu sudah lari lintang pukang. Kebenaran, akhirnya kita yakini adalah sebuah perjalanan yang usai.
Digitalisasi membawa redaksinya sendiri sebagai amunisi dan narasi budaya terbarukan.
Ikbal menjelaskan rumusannya adalah; tak ada hidup dijaman kekinian tanpa android.
Ekspansionis digital begitu berhasil sesanding dengan perjalanan waktu. Ajaran tak lagi bersifat "mushaf", semua akan terdigitalisasi.
Bahkan konstruksi gagasan manusia didesain macam "otak robot" yang membutuhkan remote control.
Sedangkan kita hari ini masih disibukkan dengan hal yang berbau dogmatik, mitos dan mistis.
Peranan dogma, doktrin tak lagi masuk pada narasi ideologis.
Itu yang dikembangkan bagi negara semacam "Jepang" yang menganggap industri teknologi adalah tawaran pengganti agama yang lebih realistis.
Tentu spirit dialektika bagi Jepang tak bersumber pada ajaran yang absurd. Semua nampak jelas betapa pentingnya nilai produksi pengetahuan manusia sebagai penanding Tuhan dikala nanti.
Lalu kita disini, masih menganggap pentingnya kebutuhan perangkat digital hanya sebagai alat mentransformasikan ide, alat pengganti interaksi sosial. Dls
Ini yang terjadi di kehidupan nyata kita sekarang ini. Yang juga tanpa disadari jelmaan"industri teknologi" mulai mengikis "budaya kunjung" ke sesama kita.
Keberlangsungan hidup dalam nuansa kebudayaan sudah mulai berganti peran.
Teknologi (HP atau alat digital dll) menjadi tawaran tak terbendung dalam kehidupan kita. Dari hal yang terkecil dimulai dari keluarga kita, lingkungan sekitar bahkan hubungan relasi budaya terstruktur dalam koridor digital.
Disadari atau tidak, suka atau tidak suka, secara tidak langsung kita harus mengakui bahwa; peran budaya kita sebagai manusia juga sudah terdigitalisasi.
(Fendi)