Kapak Dua Bukan Lambang Adat SEMENDE
Kuala Lumpur - Barometer99.com.Mubungan Djagat Pemerintahan Adat Semende Darussalam, Tuan Guru Fekri Juliansyah bin Muslim mengklarifikasi Lambang Adat Semende yang banyak bertebaran di dunia Maya dan juga dijadikan pedoman Lambang Adat Semende.
Bagian yang sangat fatal dan bertentangan dengan prinsip pokok Adat Semende yaitu adanya gambar Dua buah "Kapak".
Sebagaimana diketahui bahwa Lambat Adat Semende atau dengan Kata lain Lambang Adat Tunggu Tubang Semende memiliki 5 unsur pokok yaitu, Guci, Kujur, Tubang, Kapak dan Jale. Masing-masing Lambang memiliki arti tersendiri dan nilai filosofi bagi wanita Tunggu Tubang dan bagi masyarakat Semende.
"Kalau simbol dengan dua buah Kapak, ini berarti Belah Nde (Belande). Maknanya Tidak Adil❗Berbeda dengan makna satu Kapak dalam Adat Tunggu Tubang yang bermakna Adil. Seorang Perempuan Tunggu Tubang harus bersikap Adil terhadap keluarga yang datang ke rumah Tunggu Tubang", jelasnya.
Kesalahan ini disebabkan masih banyaknya masyarakat Semende sebagai Tapak Jurai Besemah yang belum memahami Lambang Tunggu Tubang Adat Semende. Mereka belum merujuk kepada Lambang Adat Tunggu Tubang yang memiliki 5 unsur pokok sebagaimana disebutkan di atas.
Masyarakat masih banyak berpedoman pada Lambang yang tersebar di Internet. "Lambang Adat Tunggu Tubang Semende di Internet itu sebenarnya gambar sebuah souvenir kayu. Kami upload dalam group-group Facebook seperti Semende Facebook Community dan Persatuan Jeme Semende Idup di Perantauan (Persident) pada sekitar tahun 2008 /2009. Lalu kesalahan kami ini menjadi rujukan bagi pengguna media sosial maupun pihak-pihak lainnya". Sambungnya.
Dengan adanya klarifikasi ini, Tuan Guru Fekri Juliansyah bin Muslim berharap pengguna media sosial dapat lebih berhati-hati dalam mendownload Lambang Tunggu Tubang Semende, karena dikhawatirkan justru melenceng dari hakikat, filosofi dan tujuan yang diinginkan para Pendiri Adat Semende.
Pemerintahan Adat Semende Darussalam merupakan perpanjangan tangan dari Para Puyang Pendiri Adat Semende dalam mentransformasi dan mensosialisasikan Adat Semende bagi masyarakat Semende di Tapak Jurai Besemah Libagh Semende Panjang yang menyebar di beberapa Provinsi antara lain di Provinsi Sumsel, Bengkulu dan Lampung.
Tuan Guru Fekri Juliansyah sebagai Mubungan Djagat Semende Darussalam, merupakan salah seorang Pemerhati Budaya Djagat Besemah Libagh Semende Panjang yang memiliki garis keturunan Para Puyang Pendiri Adat Semende yaitu Puyang Awak (Toean Sayyid Nur Qodim Baharuddin) dari Jalur Puyang Tuan dan generasi ke-10 dari Puyang Regan Bumi. **(ril)