Diduga Kelalaian Tambang, Satu dari Empat Operator PT PAMA Tewas dan Belum Ditemukan

0 Comments


Barometer99.com, TANJUNG ENIM - Pada tanggal 1 Oktober 2020 pukul 05.30 wib terjadi accident (kecelakaan tambang) di tambang Air Laya Iup PT Bukit Asam Persero, diduga kelalaian tambang yang menyebabkan tanggul jebol, akibat accident tersebut  4 operator PT PAMA (sub kontraktor PT. Bukit Asam) menjadi korban.

Dari 4 orang tersebut satu belum ditemukan yang bernama Federik Hansen Sagala, dan 3 orang berhasil selamat dari kejadian tersebut. Disamping 4 operator PAMA yang menjadi korban Alat berat juga ikut jadi korban yaitu 2 unit Excavator PC 400, 1 unit Excavator PC 850 serta 1 unit Dozer 375.

Sebelum penambangan yang dilakukan oleh PT. Pama Persada Nusantara, dilokasi tersebut, pernah di tinjau oleh PT SBS pada tahun 2015, menurut pengakuan ex karyawan PT SBS yang berinisial S di bagian engenering, mengecek lokasi tersebut, untuk melakukan pertambangan, setelah dilakukan pengecekan ke lapangan PT SBS tidak sanggup melakukan penambangan di lokasi tersebut karena resiko tinggi.

Saat ini terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dimana terjadi peristiwa jebolnya tanggul di lokasi penambangan, peristiwa ini tidak mengejutkan bagi  ex karyawan PT. SBS yang berinisial S, karena hal tersebut sudah diprediksi oleh beliau, sementara itu  menurut ex karyawan PT Pama Persada Nusantara yaitu AH mengatakan sangat mengheranakan PT Pama Persada Nusantara menggunakan Excavator PC400  biasanya PC 400 sub kontraktor Pama Persada Nusantara, Karyawan Pama Persada Nusantara biasanya menggunakan Excavator PC750 keatas.

Sesuai dengan Standar Operasional biasanya terdapat Alat Pengukur Pergerakan Tanah di lokasi Tambang bawah tanah, apakah alat tersebut tidak berfungsi dengan baik? atau Group Leader (GL) tidak berfungsi?  Sehingga pergerakan tanah tersebut tidak ada yang mengetahui.

Menurut Ketua DPC Generasi Penggerak Anak Bangsa(GPAB) Kabupaten Muara Enim, Ujang Toni sangat disayangkan peristiwa ini terjadi yang menyebabkan ada korban, bahkan sampai sekarang karyawan yang bernama Federik Hansen Sagala belum ketemu, yang sangat menyedihkan saat kejadian terjadi Tambang Air Laya masih buka, dan baru diliburkan tanggal 03 Oktober 2020, sesuai dengan surat General Manajer PTE Bapak Biverli Binanga dengan Nomor Surat : T/283/251000/PR.01.04/X/2020, perihal : Pemberhentian Sementara Operasi Produksi di UPTE.

"Kenapa kurang ada empaty dari pihak PT. Bukit Asam, harusnya pada saat itu juga kegiatan produksi dihentikan dan fokus terhadap pencarian korban," ujar Ujang.


"GPAB Muara Enim akan menyurati PT. Bukit Asam dan PT Pama Persada Nusantara perihal masalah tersebut dan kita juga akan mempertanyakan ke pihak kementrian LHK Dinas Lingkungan Hidup, Pihak Kepolisian, Pihak Tenaga Kerja, dan Pihak-pihak terkait lainya," tambah Ujang.

Sementara dari Pihak PT. Bukit Asam melalui Humas Iko Gusman mengatakan, dengan sangat prihatin disampaikan bahwa terjadi longsor di Tambang Air Laya Barat pada Kamis 1 Oktober 2020 sekitar jam 05.15 Wib yang mengakibatkan tertimbunnya alat berat operasional tambang. Sesuai prosedur kejadian tersebut, telah dilaporkan kepada kepala Inspektur Tambang.

"Saat ini, tim fokus melakukan evakuasi terhadap satu orang operator alat berat dan perusahaan akan melakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganan kejadian ini termasuk kepada korban," kata Iko.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim, Ir Kurmin MSi mengatakan, untuk longsor di TAL PTBA kewenangannya ada di Inspektur Tambang.

"Kita juga menunggu hasil investigasi Inspektur Tambang," ujar Kurmin.

Kemudian, Dari Pihak PT. Pama Persada Nusantara setelah diklarifikasi melalui wa dari kemarin sampai berita ini ditayangkan belum ada jawaban, Selasa (6/9/2020).

Laporan : Lia/Nita

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments:

Postingan Populer