Apa Yang Kamu Lakukan Ketika Malas ?

, 0 Comments


Oleh : Rifqohhul Husna/Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang/Fakultas Psikologi/
KKN-DR 73 Pandemi Covid-19.
Bicara soal malas kerja pasti tidak ada habisnya. Kamu pastinya pernah merasa malas, betul? Saya pun juga demikian. Kita mungkin punya rekan kerja yang memang sehari-hari rajin dan antusias dalam apapun yang mereka kerjakan. Di sisi lain, kita mungkin juga punya rekan kerja yang seringkali dicap mager alias malas gerak.. Pada tahun 2013, sebuah eksperimen di University of Missouri terhadap tikus menyatakan bahwa ‘gen kemalasan’ itu merupakan efek turunan. Saya kembali berpikir, apa iya itu juga benar untuk manusia? Saya percaya bahwa malas itu bukan sesuatu yang genetik, melainkan sesuatu yang praktis dan bisa diperbaiki seiring berjalannya waktu. Sudah siap membaca lima cara agar kamu tidak malas kerja?  
Pertama Gunakan The Do Something Principle Kalau kamu tahu Mark Manson dan sudah membaca bukunya yaitu “The Subtle Art of Not Giving A F*ck”, mungkin kamu pernah mendengar tips ini. Menurutnya, cara paling ampuh agar kamu tidak malas kerja adalah memulai dengan komponen paling kecil suatu pekerjaan. Hal itu juga yang dilakukan Mark Manson ketika sedang bermalas-malasan dalam menulis suatu artikel. Ia akan memaksakan dirinya untuk paling tidak membuka Microsoft Word dan menulis 2-3 kalimat pertama. Small wins seperti itu biasanya mempermudah kamu untuk menyelesaikan sisa pekerjaan tersebut. Ingat, motivasi itu bukan ditunggu jatuh dari langit. Aksi yang menimbulkan motivasi dan mendorong serangkaian aksi selanjutnya. 
Kedua Ciptakan Environment of Inevitability, Walaupun sekilas terdengar kompleks, sebenarnya trik ini mungkin sudah pernah kamu terapkan sehari-hari. Intinya, Mark Manson menyarankan kamu dan saya untuk menciptakan lingkungan atau situasi yang memaksa agar kamu tidak malas kerja. Ia sendiri  memaksa dirinya untuk bekerja di perpustakaan kampus setiap hari karena ia tahu bahwa bekerja di rumah umumnya tidak akan efektif. 
Ketiga Cek Kembali Why Kamu Yup, benar. Konsep Start with Why yang diperkenalkan oleh Simon Sinek bisa jadi penentu agar kamu malas kerja atau tidak. Tanyakan kembali ke diri kamu mengapa kamu mau melakukan apa yang kamu lakukan. Why yang kuat umumnya mampu membuat kamu tetap termotivasi dan rajin walaupun dihadapkan dengan tantangan. 
Keempat Buat To-Do List & Skala Prioritas Membuat to-do list adalah cara yang baik untuk memecah pekerjaan kamu ke dalam elemen-elemen lebih kecil dan realistis. Menggunakan aplikasi seperti Trello dan Google Keep sangat bermanfaat untuk mengatur to-do list kamu. Cara lain agar kamu tidak malas kerja adalah dengan membuat skala prioritas. Kamu pernah dengar Eisenhower Box? Nama tools ini diambil dari nama Presiden Amerika Serikat ke-34 yang memerintah tahun 1953-1961, Dwight Eisenhower. Secara umum, Eisenhower Box membuat 4 kategori terhadap pekerjaan kita sehari-hari: 1) Penting dan mendesak (pekerjaan yang harus segera dilakukan), 2) Penting tapi tidak mendesak (pekerjaan yang dijadwalkan untuk nanti), 3)Tidak penting tapi mendesak (pekerjaan yang dapat didelegasikan ke orang lain), 4) Tidak penting dan tidak mendesak (pekerjaan yang bisa kita singkirkan)

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments:

Postingan Populer